Para pembeli rumah penunggu kepastian sebelum mereka membeli rumah atau apartemen sebelum mereka membelinya. Jika kondisi ekonomi dalam keadaan baik maka dibeli akan tetapi jika kondisi perekonomian buruk misal pertumbuhan ekonomi hanya 5 % ditambah krisis kepastian hukum / politik tidak pasti, maka mereka tidak membelinya. Pertimbangan lainnnya adalah nilai tukar mata uang jika nilai tukar mata uang yang nilai jualnya anjlok / depresiasi tiap bulan , harga saham jeblok itu merupakan penyebab penurunan penjualan rumah atau apartemen. Begini contohnya misal harga saham / nilai tukar mata uang anjlok efek dalam bidang perkebunan sudah pasti akan menurunkan omset penjualan perusahaan perkebunan tersebut. Ini berimbas pada karyawannya bisa PHK dengan ini semua akan menurunkan daya beli masyarakat di daerah tersebut yang berpenghasilan dari perusahaan perkebunan ini berimbas terhadap daya beli terhadap property juga menurun.
Ini semua akan menurunkan tingkat penjualan baik sales penjualan baik apartemen atau rumah yang sudah ada atau yang akan baru dimulai dibangun. Kondisi tersebut wajar secara fakta sebab pembeli akan mempertimbangkan resiko untung rugi dimanapun kalau kondisi ekonomi morat marit pasti sipembeli enggan membeli sekalipun di iming iming dengan slogan properti premium serba wah dekat akses tol, prasarana lengkap.
Baik kelas atas atau kelas bawa seperti pembeli rumah rusunawa atau apartemen mewah pasti akan mengurungkan niatnya membeli properti tersebut mereka berpikir aku akan beli properti tersebut tahun depan saja menunggu nilai tukar mata uang rupiah menguat, juga melihat perkembangan politik atau ekonomi domestik lokal atau luar negeri.
Dengan kondisi jebloknya nilai beli masyarakat pada penjualan rumah atau apartemen di pihak pengembang / investor akan melambat baik semester I, II, III, IV dalam laporan penjualan real perusahaannya. Ujung ujungnya profit ( keuntungan ) sipengusaha itu akan terkoreksi menurun bisa saja 10 sampai 30 % akibat dampak daya beli menurun
tersebut.
tag : penjualan rumah menengah atas menurun, berita penjualan rumah menurun, trend property 2015.
Baik kelas atas atau kelas bawa seperti pembeli rumah rusunawa atau apartemen mewah pasti akan mengurungkan niatnya membeli properti tersebut mereka berpikir aku akan beli properti tersebut tahun depan saja menunggu nilai tukar mata uang rupiah menguat, juga melihat perkembangan politik atau ekonomi domestik lokal atau luar negeri.
Dengan kondisi jebloknya nilai beli masyarakat pada penjualan rumah atau apartemen di pihak pengembang / investor akan melambat baik semester I, II, III, IV dalam laporan penjualan real perusahaannya. Ujung ujungnya profit ( keuntungan ) sipengusaha itu akan terkoreksi menurun bisa saja 10 sampai 30 % akibat dampak daya beli menurun
tersebut.
tag : penjualan rumah menengah atas menurun, berita penjualan rumah menurun, trend property 2015.
Tag :
PROPERTY
0 Komentar untuk "Penyebabkan Penurunan Penjualan Rumah."